Mendekati Desember berarti mendekat Natal alias
Weihnachts, dan saya baru tahu kalau di Jerman,
Weihnachts itu srs bsns banget.
Dekorasi sudah dimulai dari pertengahan November dan sale natal sedikit demi sedikit sudah dimulai pula sejak awal Desember. Kalau dilihat malam-malam, banyak rumah dan
wohnung (semacam apartemen) orang-orang sudah heboh dihiasi berbagai ornamen natal dan juga lampu kelap-kelip. Ada yang cuman sekedar lampu-lampu kecil, ada juga yang sampai dibentuk jadi kepala Santa Claus dan Reindeer-nya. Mau yang lebih heboh? Di beberapa rumah, saya ngeliat patung
Weinachtsman (alias Santa Claus) di depan rumah mereka. Ada yang ceritanya lagi bawa karung berisi hadiah (mestinya sih hadiah), ada yang lagi turun dari cerobong asap pakai tali, banyak deh. Yang lebih gokil lagi, di depan
wohnung saya ada patung
Weinachtsman juga (walaupun yang masang bukan
host-family saya), hoho.
|
Salah satu Weihnachtsmarkt di daerah yang bernama Jungfernstieg. |
Cuman, yang paling ~*Jerman*~ dari semua ini adalah
Christmas Markets-nya, yang dikenal dengan nama
Weihnachtsmarkt kalau di sini. Kabarnya
Weihnachtsmarkt di Jerman ini emang paling juara di dunia—dan memang benar. Ngeliat pakai mata sendiri di daerah Hamburg, memang cantik-cantik, apalagi kalau lagi gelap karena ada banyak lampu-lampu yang menghiasi tempatnya. Terlebih lagi karena di musim dingin matahari sudah tenggelam dari sekitaran jam 4 sore, kita bisa menikmati jalan-jalan di
Weihnachtsmarkt tanpa harus menunggu jam 9 malam. Di setiap
Weinachtsmarkt yang saya lihat di kota malah ada pohon natal besar dengan lampu kelap-kelip, malah. Makin keren lagi.
|
Lampu di pohon, lampu di depan stand, lampu di pohon, dan banyak lagi. Tapi nggak bosen ngeliatnya, hahah. |
Barang yang dijual banyak banget di sini. Mulai dari dekorasi natal macem lilin, patung-patung kecil berbentuk Santa Claus dan bertema natal lainnya, kue-kue natal; sampai ada juga pernak-pernik lain yang unik (seperti barang-barang dari kulit, kayu, dan wol), dan tentunya ada banyak snacks lain seperti crepes, wurst, berbagai macam kacang-kacangan, schmalzkuchen, minuman khas yang bernama Gluhwine, bah, banyak deh pokoknya. Harus lihat sendiri untuk menikmati
Weinachtsmarkt, nggak bisa mengungkapkan betapa 'wah!'-nya hanya dari foto-foto saja.
|
Yang dijual dari yang bertema natal seperti ini... |
|
...sampai mainan-mainan (dihitung kerajinan tangan?) seperti ini juga. |
Dan tadi saya sempat nyebut
Schmalzkuchen—ini dia yang saya maksud. Mereka datang dalam 3 porsi, yaitu
klein (kecil, 100 g),
mittel (sedang, 200 g), dan
gross (besar. Kalau nggak 300/400 g, saya lupa;;). Kue-kue kecil yang rasanya mirip donut dan ditaburi gula halus. Makannya pakai tusuk sate (seriusan). Awalnya ngira, "Ah apaan sih, kue begini doang. Paling rasanya biasa aja," terus taunya sekarang nagih. Bah.
|
Ini kalau nggak salah (...) porsi yang klein. Lumayan ngenyangin juga, kalau menurut saya. |
Lalu, tanpa sadar sekarang sudah mau natal. Berarti, bulan Desember akan habis, dan itu berarti
Weihnachtsmarkt-nya akan tutup. Sedih juga karena walaupun nggak selalu masuk, tapi saya seneng ngeliatnya. Orang-orang mengantri untuk membeli makanan, barang-barang unik (dan kadang aneh) yang ditaruh untuk display, dekorasi stand dan lampu heboh yang memanjakan mata, bau makanan yang bikin lapar, dekorasi natal dimana-mana—well, I'm going to miss it.
Ternyata suasana natal di Eropa—atau lebih tepatnya, Jerman—sangat hangat walaupun udaranya mendekati 0 derajat celsius. Hebat juga, ya. Jadinya walaupun saya nggak merayakan natal, saya jadi pengen balik ke sini lagi pas natal (meskipun untuk merasakan suasananya saja), hahah.