"Sa, tau Hamlet ngga?"
Pikir sejenak. Nope, tidak tahu. "Apaan tuh? Makanan?" jawabnya dengan muka yang polos--sama sekali ngga dibuat-buat kalau dia ngga tahu apa itu Hamlet. "Kedengerannya kayak omelet,"
"ITU JUDUL BUKU, GOBLOK," sahut temannya yang kaget karena si Asa ini ngga tahu.
"SERIUS? Yang ngarang siapa?" tanya balik.
"SHAKESPEARE!", sahut temannya lagi, dan kali ini terdengar dari nada bicaranya bahwa dia sedang melakukan mental facepalm di kepalanya.
"I SEE."
INI BENERAN HAHAHAH duh saya memang lemot banget kalo ditanya tentang sastra klasik atau sastra lama, ngga Indonesia ngga Inggris. Alasan saya mulai baca-baca karya Shakespeare aja karena NO. 6. Sastra Indonesia yang lama-lama juga saya baca karena tuntutan sekolah dan sempet waktu itu karena dijanjikan 1 buku = 1 figurin sama ayah.
Bukannya saya benci, emang dari sananya saya ngga pinter sama kata-kata jadi susah ngertiinnya. Plotnya sih oke-oke aja, tapi bahasanya yang susah dicerna itu yang bikin saya males baca. Apalagi kalau bukunya masih pake ejaan lama--dear lord, pengen headdesk karena jadi dobel effort untuk masuk ke otak. Kalau kalian gimana dengan sastra lama, guys? 'u'
No comments:
Post a Comment