Showing posts with label rant. Show all posts
Showing posts with label rant. Show all posts

Friday, January 27, 2012

Nulis nulis nulis OOOH

Bukan, Justin Bieber ngga ganti lirik lagu dia kok.

Ahem.

Oke, baru-baru ini saya denger tentang kasus si Aya Lancaster dan bukunya yang berjudul 'Chronicles of the Fallen: Rebellion' dikabarkan 'ditolak penerbit Indonesia tapi malah diterbitkan oleh penerbit luar negeri'. Pas pertama denger, I was like, "Whoa man, keren juga nih orang apalagi dia masih mahasiswa." Jadi karena emang saya juga penasaran, mulailah browsing-browsing dan ketemu kalau buku dia dijual di Amazon. Makin heran lagi kenapa buku ini bisa sampai pasar internasional, tak lama kemudian saya juga menemukan excerpt prolog novelnya dan beberapa artikel menyangkut orang ini.

cover bukunya

Yang saya temukan adalah:

1. No offense untuk mbak Aya kalau misalnya ngebaca post saya ini, tapi--err, typo-nya lumayan juga bahkan di page pertama yang saya baca itu. I mean, I'm not saying I'm a pro at writing tapi bahkan saya sebagai pembaca juga jadi bingung karena ada beberapa kata yang hilang (apalagi conjuction-nya).

2. Ngga salah sih memang, ini namanya 'pinter memilih kata yang tepat untuk promosi'. Jadi dia ini bilang sama media kalau bukunya diterbitin oleh penerbit luar negeri, tapi dia ngga nyebut 'self publishing' company itu. Entah ini memang direncanakan (memang strategi marketing) atau tidak (yang berarti mbak Aya ini ngga tau atau ngga mau ngaku kalau penerbit yang dia pakai itu self publishing), saya ngga tahu. Yang tahu itu tuhan dan yang si pemilik otak alias mbak Aya itu sendiri. Lagipula, self publishing kan juga sistemnya print-on-demand jadi tentu saja ini beda sama penerbit yang biasanya.

3. Rumor (atau emang ini fakta?) said that buku ini ditolak oleh penerbit Indonesia karena temanya yang 'tidak biasa'. Tokoh utamanya iblis perempuan dan temanya tentang rebellion para iblis kepada tuhan. Well, ini kalau review-review dan summary bisa dipercaya secara saya memang belum baca bukunya sampai habis. Err gimana ya, no wonder ditolak? Saya sendiri open kok ke ide-ide begini tapi mungkin para orang-orang di penerbit itu merasa kalau ini udah deket-deket sama tema agama, jadi mereka ragu untuk menerbitkannya. Imo doang, secara kalau dilihat-lihat negara kita ini sensitif banget sama yang namanya agama.

4. Banyak banget yang kecewa pas melihat fakta-fakta di atas (termasuk saya).

Well, jujur sih saya jadi penasaran beli bukunya. Masalahnya, yang muncul di kepala itu bukan pertanyaan tentang plot cerita, malah kurang lebih kayak 'emang bukunya kayak apa sih sampai bisa diterbitin kayak gitu?'. Tau sih self publishing, tapi kan itu pasti dicek sama admin atau pengurusnya dulu sebelum masuk ke toko buku. Mana di Amazon katanya harga buku ini $35 dollar--wuanjir, mending beli artbook NO. 6 yang isinya kompilasi ilustrasi oleh toi8 deh.

#dor

Eh tapi serius. Kalau ada ebook mungkin gpp deh saya coba. Kalau ketemu di toko buku... kita lihat nanti.

Dan omong-omong self publishing, saya berencana pengen nerbitin photo book sih. Kompilasi foto-foto saya, tapi atas saran teman-teman yang di Plurk, mereka bilang lebih baik kalau tiap tema dibagi perbuku aja. Saya sendiri lagi cari cara gimana foto saya yang jumlahnya ngga bisa dibilang banyak (paling ngga, ngga sebanyak para pro fotografer yang foto doang bisa ngabisin 1 terra hard disk) ini bisa dikompilasikan jadi 1 buku sekitar 30-40 lembar.

Semoga lancar, deh, secara dari dulu emang pengen nerbitin buku sih dan kalau photobook kan text-nya sedikit yihaaa.

Thursday, November 17, 2011

Karena saya ngga tau mau mulai darimana

Mari kita buat post ini serandom-randomnya (alias 1 paragraf topiknya udah beda-beda semua) /o/

Saya lulus ujian musik! Jujur, walaupun katanya ada jaminan bahwa kita semua bakal lulus, saya sempet ngira kalau nama saya ngga akan ditulis di daftar siswa lulus yang terpampang di bulletin board tempat les. Rupanya ada trolololol, akhirnya bisa nafas lega juga. Yang biola ngga spesifik nilainya, hanya dibilang kalau saya lulus. Sedangkan yang drum, kalau ngga salah 76/100 (yah, lumayan untuk ujian pertama ;;) dan nilai untuk main lagu itu yang paling tinggi di tempat les TuT Alhamdulillah, semoga test untuk yang grade 2 lebih siap dan lebih baik lagi hasilnya.

Kemudian akhir-akhir ini saya merasa... aneh. Mendeskripsikan aneh itu juga saya ngga tau caranya, karena saya ngga tau pasti apa yang saya rasakan #eaaaak. Males kuadrat, iya. Galau akademis, pastinya. Bingung tentang kehidupan sehari-hari, iya juga. Kadang merasa ketinggalan sama temen-temen dan merasa left out. Kadang juga saya merasa bego, ga becus ngapa-ngapain dan madesu tingkat tinggi. Gambar ngga bener, belajar lelet banget pake acara males-malesan dulu, dan melakukan kegiatan sehari-hari juga ga becus. Huff. Paling cuman karena lagi masa-masa labil aja, ya ngga?

Omong-omong labil dan kemungkinan itu karena hormon remaja, waktu berjalan cepet banget ya? Bentar lagi udah Desember, terus 2012. Tahun depan saya udah tambah umur lagi lol. Setahun lebih dekat sama ujian paket C pula. Harr harr, ketahuan saya ngga ngapa-ngapain di rumah makanya jadi kerasa cepet begini. Harus nambah aktifitas yang lebih produktif lagi nih.

Oh ya, akhirnya saya ngejar level yang dulu di kumon, lho. Terakhir saya di level K awal pas berhenti dan itu udah sekitar 2 tahun yang lalu dengan beberapa drama ga penting sama ortu lmao. Dengan berat hati saya harus ikut lagi demi menunjang matematika di SMA (dan faktanya memang manfaat ikut kumon baru kerasa sekarang daripada dulu pas di SMP derp) pada bulan Juli lalu. Setelah tes penempatan, saya dicemplungin ke level F, which is level anak kelas 6SD dan saya berhasil diketawakan oleh ortu lagi karena hal itu. Untungnya karena saya udah pernah melewati itu semua, dalam kurun waktu 5 bulan saya berhasil ngejar 5 level pula. Parah banget ini ngebutnya, padahal dulu seinget saya level G aja butuh waktu 8 bulan huahaha. Well, I guess this proves that my understanding in maths has increased over the years.

Dan terakhir, bagai seorang Shion yang kehilangan Nezumi, saya masih tetep ga bisa melupakan NO. 6 setelah animenya tamat bulan September lalu.

Sekian.

Saturday, October 15, 2011

You know that feeling--

--when you get really attached to a certain object?

Yup, saya punya tendensi untuk begitu bahkan kepada benda mati, apalagi sama benda-benda yang sering dipake. Sebut headphone, sebut iPod, pensil mekanik yang kalau ngga salah hitung umurnya udah tiga tahun, penghapus yang bentuknya kayak pensil itu, tanpa mereka saya merasa ngga komplit. Kenapa saya ngga sebut handphone dan laptop? Karena saya memang ngga punya dan mari jangan bahas itu sekarang karena nanti saya malah tambah pengen.

Nah, jadi ceritanya--penghapus saya ilang. Minggu lalu habis sekolah saya taro di depan komputer, terus tiba-tiba menghilang. Poof. Begitu aja, ga tau sekarang perginya kemana padahal udah saya cari-cari sampe ngangkat CPU dan ngecekin satu-satu kantong celana yang sering jadi tempat langganan masukin pensil-penghapus.

And yeah, I miss it. So very much karena menggambar ga enak tanpa penghapus yang ini. Yang bentuknya kayak pensil dan mereknya Zebra itu lho, yang warnanya putih terus ada bantalan karet warna ijo tua. Padahal saya udah beli penghapus lagi (mereknya ngga sama sih, pengen cobain yg baru dan yang ini ada brush-nya buat ngebersihin bekas hapusan) tapi tetep aja rasanya ngga sama kayak yang dulu.

Penghapus, penghapus. Wherefore art thou, penghapus?

Saturday, August 13, 2011

What the Hell is an Otaku?

Ceritanya beberapa hari yang lalu saya baru selesai nonton dorama Densha Otoko plus special-nya yang Guitar Otoko juga. Pas pertama kali dengar kalau ini tentang romance saya ngga mau nonton, tapi begitu tahu kalau karakter utamanya adalah seorang otaku saya jadi tertarik. Saya pikirnya, mungkin saya bisa nge-relate ke karakter utamanya karena saya sendiri suka dengan apa yang si tokoh utamanya suka.

Tokoh utama, Yamada Tsuyoshi dan Aoyama Saori.

Inti ceritanya sih, seorang otaku bernama Yamada Tsuyoshi menyelamatkan seorang gadis bernama Aoyama Saori di kereta dari seorang lelaki mabok. Setelah itu mereka saling kontak-kontakan, sering bertemu, dan akhirnya jadian. Perjuangan Yamada untuk mendapatkan Saori juga ngga mudah mengingat dia adalah seorang otaku yang dipandang rendah oleh masyarakat. Dia dibantu oleh teman-teman forumnya yang hobi nongkrong di single man's thread yang punya sifat dan hobi yang beragam pula. Ada yang hikkikomori, programmer genius, maniak kereta dan tentara, businessman, bahkan ada juga cewe yang iseng masuk itu thread. Disitu karena dia pertama ketemu sama Saori di kereta, aliasnya berubah jadi Densha Otoko (Train-man).

Setelah nonton ini pun saya instropkesi diri. Melihat kelakuan Yamada dan kawan-kawan sesama otaku yang hampir tiap hari ke Akihabara, memperhatikan tiap-tiap orang di forum yang membantu Yamada, dan juga orang-orang 'normal' yang ada di drama ini.


Apakah saya seorang otaku?


Kalau melihat definisi otaku sendiri mungkin saya berada di tengah-tengah. Dibilang otaku banget nggak, dibilang bukan otaku juga nggak. Otaku sendiri kan artinya orang yang benar-benar serius dalam hobinya dan hobi itu nggak cuman terbatas sama menyukai anime dan manga. Masak, sejarah, komputer, kalau mereka benar-benar menekuni hobi itu mereka bisa aja disebut otaku. Tapi kalau yang saya lihat, yang disebut otaku itu biasanya--biasanya ya--ekstrim dalam hobi mereka itu. Sering kali sifat otaku itu mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan seperti yang saya bilang, otaku itu dipandang rendah sama orang-orang, apalagi di Jepang.

Maka imo, menjadi otaku itu tidak ada salahnya asal kalian tahu batas. Maksudnya, kalian masih bisa mejalani kehidupan sehari-hari tanpa si hobi itu mengganggu kalian. Mengganggu itu maksudnya apa? Seperti cari teman, family time, belajar, sekolah, daily life deh pokoknya. Saya sendiri berterima kasih telah terjerumus ke dunia ini karena secara tidak langsung bisa mem-boost motivasi belajar karena telah nonton/baca/main sesuatu (misal ada anime tentang alkimia uhukFMAuhuk, ujung-ujungnya kebaca aja itu berbagai macam artikel yang berhubungan sama pelajaran kimia).

Dan masih berhubungan--masalah weaboo. Menurut saya itu adalah salah satu tahap evolusi seorang fan. Pada awalnya pasti seseorang akan menjadi weaboo, setelah itu semakin mereka dewasa mereka punya sudut pandang berbeda tentang suatu fandom dan dari situlah mereka perlahan bisa berubah. Saya ngaku kalau dulu saya weaboo. Tapi mungkin--mungkin, saya sudah mulai berubah.

Kalian sendiri bagaimana? Apakah kalian seorang otaku? Apakah kalian masih di fase weaboo? Yang jelas, apa pun kalian itu (weaboo, otaku jenis apapun), jangan lupa kalau kalian masih punya hidup dan jangan sampai hobi kalian itu mengganggu kehidupan sehari-hari.

Tuesday, May 17, 2011

Ketika Seorang Asa Galau—

—tentang hal yang kayaknya ngga begitu penting buat kalian.

Sebenarnya sih masih banyak waktu untuk mikirin ini, kurang lebih dua sampai tiga tahunlah, tapi tetep aja bingung dari sekarang. Bukan tentang cowo, saya ga dijodohin sama ortu kok. Bukan tentang mana baju yang harus saya pakai buat acara pernikahan saudara, dan bukan juga tentang laptop mana yang sebaiknya saya beli kalau udah punya duit nanti. Jawabannya, jurusan kuliah.

...

8|

Oke, memang masih lama, tapi bingungin juga. Saya masih 3 SMP sekarang, tapi berhubung bentar lagi udah mau ujian paket B berarti bentar lagi status saya jadi SMA 1. Udah gitu nanti kalau homeschooling, berarti saya hemat 1 tahun dan berarti saya udah bisa lulus bareng sama angkatan temen-temen saya yang sekarang udah SMA 1. Masalahnya adalah, nanti pas mau kuliah itu ngambil apa?

Kayaknya memang sudah rahasia umum kalau saya ini suka Egyptology sejak kecil. Egyptology dan arkeologi itu harap dibedakan, karena Egyptology itu memang bener-bener fokus ke Mesir kuno, sedangkan kalau arkeologi itu lebih general. Saya juga tertarik ke arkeologi yang lain sih, tapi passion (alah) saya tetap ke Mesir kuno. Nah, akhir-akhir ini saya juga menyadari bahwa sebenernya saya tuh doyan biologi tubuh manusia juga dari dulu, tapi baru kumat pas awal tahun sejak... sejak apa ya? Pokoknya kumat deh orz.

Dulu kalau ditanya, "Asa cita-citanya jadi apa?" sama orang-orang, antara jawab dokter atau guru. Guru lewatlah, saya ga bakat ngajar dengan bahasa belibet dan jalan pikiran loncat-loncat ini =)) Dokter... Oke dulu cuman bercanda, ga serius, tapi kenapa sekarang saya malah jadi pengen terjun ke dunia kedokteran? Arkeologi juga saya pengen, apalagi mengingat salah satu ambisi hidup saya juga berhubungan dengan itu. Makanya saya bingung mau ambil yang mana, secara kalau dua-duanya muncullah masalah waktu dan kapasitas otak 8|.

Kalaupun mau kedokteran, saya juga bingung mau mendalami bagian mana orz. Saya sih mikirnya antara cardiologi atau otak-syaraf, tapi dlfakjs;dlfjsd mau pilih arkeologi/kedokteran aja ga tau (yay). Kalo arkeologi saya oke aja kalau rupanya mesti ambil arkeologi yang general dulu baru ambil Egyptology-nya, tapi—

(yay)

Entahlah. Saya bingung. Advice, anyone? o3o

Sunday, February 6, 2011

writingblock + artblock = asdfjasdl;jk

Sometimes I hate myself for not having the mood and ability to write. There are so many ideas in my head but I just can't write it. By 'I can't write it' I mean I can't write the story or novel, but I can write the plot using spiderwebs or bullet points. Talking about it is easy, but writing about it is hard. I mean, I can imagine loads of scenes in my head but it's difficult for me to transfer it to paper or MS Word.

The same thing goes for drawing, but I guess this is too obvious because you all know how bad I am at drawing. Anatomy goddammit why is it so freakin' hard orz It's getting worse because currently I'm having an artblock and I can't even draw eyes properly asldfkasjdl; I'm loosing my sense of sketching when using a tablet so I'm trying to spend more time with my sketchbook. The problem is the scanner is being repaired and idk when it's coming back. No way I'm gonna scan in the photocopy/scanning shops because it costs a lot.

So anywho, I've been forcing myself to draw with a tablet and the result is this:


Strauss, a character from my novel called 'Stickman Invasion'. Lame name is lame okok But I swear it's about stickmans, hence the title. Strauss is one of my characters here aside from the 2 main characters. And yes, the reason I drew Strauss is because I only have to draw one eye lol He's not emo or something like that, but he covers his right eye because there's a vertical scar there and his right eye is also blind. Why? Not gonna tell you here *trollface*. See this is why I'm dying to get in the mood to continue this story ajskdlf;skd

New style by the way. Uh, it's not actually new. I just erased the base colors and only use the shades on a white background ;; But I'm satisfied with the way it turned out and probably I'll continue using this method when I'm doodle-ing (saves the time because I don't need the base colors lol).