Semenjak anime Tonari no Kaibutsu-kun habis, hari-hari saya menjadi lebih kosong karena itu adalah salah satu anime yang saya ikuti di season lalu. Pengen baca manga-nya, cuman karena udah panjang dan masih on-going jadi rada males. Padahal kalau melihat dari anime-nya, ini salah satu shoujo series yang bagus sekali, apalagi dalam masalah character development. Sudah itu semenjak nonton Tonari no Kaibutsu-kun, saya juga jadi mulai berpikir mengenai banyak hal—mulai dari teman-teman saya, sekolah, love life (whatmakesyouhaha.mp3), dan.........belajar.
Entah mungkin terinspirasi dari Shizuku atau karena menonton series ini bagai sebuah wake up slap, suatu malam saya pun beranjak dari sofa tempat saya biasa internetan dan berbicara kepada ibu saya. Kata-katanya adalah,
"Bunda, Asa mau ikut bimbel buat nanti ujian paket C."
Karena saat itulah saya menyadari bahwa ujian tinggal beberapa bulan lagi, saya mesti ngejar materi (cukup) banyak,
dan saya bukanlah seorang Yoshida Haru (yang kelihatannya bodoh tapi sebenarnya punya otak encer).
Tuesday, January 8, 2013
Wednesday, January 2, 2013
Udah Gede Masih Juga Minum Susu?
Masih, dong.
Cuman.... saya menemukan kalau sebelum jam 12 siang perut saya akan berulah jika mengkonsumsi susu. Bisa mules sampai siang. Gara-gara itu Target sehari paling tidak minum susu satu gelas jadi hancur karena sistem pencernaan saya yang mendadak masuk ke tahap rebellious bak seorang remaja baru puber. Ooh, gak bisa dibiarkan. Makanya saya berniat untuk mencari alternatif lain yang bisa menggantikannya.
Nyoba susu merek lain, tetap saja sakit perut. Susu bubuk, masih juga. Susu yogurt, wah makin berulah. Akhirnya beberapa minggu yang lalu, ibu saya menawarkan Milo—walaupun itu semacam setengah coklat dan setengah susu.
....uhh iya bukan, sih?
Cuman.... saya menemukan kalau sebelum jam 12 siang perut saya akan berulah jika mengkonsumsi susu. Bisa mules sampai siang. Gara-gara itu Target sehari paling tidak minum susu satu gelas jadi hancur karena sistem pencernaan saya yang mendadak masuk ke tahap rebellious bak seorang remaja baru puber. Ooh, gak bisa dibiarkan. Makanya saya berniat untuk mencari alternatif lain yang bisa menggantikannya.
Nyoba susu merek lain, tetap saja sakit perut. Susu bubuk, masih juga. Susu yogurt, wah makin berulah. Akhirnya beberapa minggu yang lalu, ibu saya menawarkan Milo—walaupun itu semacam setengah coklat dan setengah susu.
....uhh iya bukan, sih?
Subscribe to:
Posts (Atom)