Sunday, June 10, 2012

"Wah, udah pada gede, ya?"

Tenang, tenang. Saya nggak hamil atau apa pun kok—walaupun line itu berasa kayak ngomong sama anak sendiri yang baru masuk SD. Rasanya pasti bangga gimanaaaa gitu. Euh, yah, pokoknya saya nggak punya anak asli, adanya anak RP, tapi yang pasti saya punya teman-teman yang bakal lulus SMP sebentar lagi.

Mungkin bisa dibilang agak aneh—atau sebenarnya sayanya aja yang kurang g4h0elzz dan nggak tau—tapi temen-temen saya tuh yang deket bukan yang seangkatan, tapi kalau nggak lebih muda pasti lebih tua. Liat aja temen-temen dari RPF kebanyakan udah pada kuliah dan rata-rata kakak kelas semua. Di dunia asli juga nggak tanggung-tanggung. Istilahnya—clique saya yang anggotanya berisi 5 orang (termasuk saya) dan mereka adek kelas semua. Bahkan kita juga ada sebutan untuk grup kecil nan gaje ini, tapi karena super aneh dan asal-usulnya saya lupa saya nggak bilang deh.

Perasaan baru kemaren saya ketemu mereka dan mulai hang-out bareng, terus mereka yang godain saya sama seseorang lagi tentang ujian nasional; eeh sekarang jadi kebalik. Terus waktu mereka bilang acara graduation-nya minggu ini—

"Ha? Serius? Wah, kalian udah pada gede, ya?"



 —otomatis saya langsung bilang itu sambil usrek-usrek rambut mereka masing-masing dengan nada yang gemeteran karena saya cengeng tingkat dewa ohohoh #nggak #harusnyanggakdibanggain. Lagian, ini 4 orang super nista udah saya anggep adek sendiri deh, pokoknya. Nggak ada mereka hidup saya bakal kosong banget—literally.

Yang pertama ini kalau seandainya dia cowok, kayaknya udah lolos kriteria jadi pacar saking seringnya saya main ke rumah dia dan nginep di sana (??). Mana kalau diajak curhat ini orang yang paling konek dan tahan sama racauan saya tentang sesuatu hal yang selalu diungkit-ungkit—sampe becanda kalau kita ini satu frekuensi dan sehati padahal (kalo ga salah dan kayaknya) ini semua berdasar karena zodiak kita sama dan tanggal lahir cuman beda sekitar seminggu. Sebagai gantinya curhatan dia yang unik-unik juga saya dengerin dan kasih tanggapan yang super ngalor-ngidul tapi moga-moga bermanfaat; sampai jadilah sampe schedule seminggu sekali kita bertukar cerita layaknya seorang anak kecil yang janji sama pegawai toko permen untuk memberi dia lolipop favoritnya tiap minggu #nggak.

Yang satu ini lagi unyu-nya minta ampun, pengen saya unyel tiap kali ketemu. Orangnya sensitif dan peka banget sama perasaan orang dan dirinya sendiri. Tapi ya kalau udah korslet, ibaratnya dia bisa berdiri di atas meja dan nari hula selama sejam. Kalau sama dia saya berasa jadi kakak over-protektif yang siap ngejotos orang yang berani deket-deket sama dia, tapi karena itu juga saya jadi agak kerasin dia biar dia bisa lebih mandiri dan kuat. I mean—kakak macem apa kalo saya nggak kayak gitu? But then, who says cara mengajar saya yang paling bener, ya? Ini cuman pandangan seorang temen yang gaje dan tiap kali ketemu ujung-ujungnya pasti fangirling derp.

Terus yang ini—duh, the embodiment of gaje and hyperness. Konon dia mabok kalau minum sparkling water, padahal itu cuman air soda doang yang logikanya nggak bakal bikin kepala kita jadi nggak waras, dan sebenarnya nggak perlu dikasih sparkling water juga kesehariannya dia kayak mabok. Tipe mabok dia yang hiper dan saya kalau mau putusin urat malu pasti sama dia terus. Panggilan saya ke dia adalah Derpina karena rambut dia yang pirang dan model rambut yang sama—dan yah, orangnya lebih ke arah childish daripada derp, menurut saya. Makanya ngomong sama dia agak geregetan, tapi di waktu yang sama anaknya seru banget.

Member terakhir ini yang paling misterius kalau menurut saya. Bilangnya, uh, gimana ya—kita deket tapi nggak deket. Dia ini pendiem dan suaranya lembuuut banget, terus kalau ngomong sama dia pasti pake bahasa Inggris melulu. Giliran dia pake bahasa Indonesia jadi beda banget. Maklum, pindahan dari Amrik tapi-nggak-bule sih, hahah. Dia juga jago banget masak—personal favorite saya adalah nasi-soy-sauce punya dia, enak euy—dan aura dia ini, kalau orang baru kenal, mengintimidasi banget lol. Padahal kalau udah kenal... gaje dan nistanya sama aja kayak anggota yang lain.

Duh, ya ampun, kalian udah gede ya? Bentar lagi sudah bukan murid SMP dan bakal ganti status jadi murid SMA. Bakal pindah sekolah dan menjalani kehidupan masing-masing. Perasaan dulu saya adalah kakak kelas kalian yang seenak jidat main ke kelas kalian (kecuali miss Derpina #dijotosyangbersangkutan karena walaupun dia junior, saya sekelas sama dia) dan ketawa haha-hihi bareng. Terus waktu saya pindah homeschool, saya tetep aja main ke sekolah kalian dan bernista ria di sana. Sekarang, yah, bakal berubah.

Ugh—udah gede, ya?

Nanti kalau kita sudah berpisah (halah), jangan jadi mager dan pemalas kayak kakak-jejadian kalian yang ini, ya? Belajar yang rajin biar nggak galau kimia sama fisika kayak saya—dan pintar-pintar milih jurusan yang kalian suka dan sanggup untuk ikuti. Istirahat dan have fun yang cukup, senyumlah dan jadilah senang. Udah gitu jangan sampai dapet hubungan kompleks kayak saya sama si ono. Susah, dudes, mending kalian pacaran sama buku pelajaran aja. Lebih produktif dan kontribusi untuk masa depannya lebih banyak. Kalau mau minum alkohol nggak apa, tapi jangan sampe mabok. Pacaran yang sehat—jangan saya lagi ketawain doujinshi No.6 malem-malem terus tiba-tiba kalian SMS/nelpon saya dan bilang kalau pregnancy test kalian hasilnya positif. Kerjain tugas yang maksimal biar nilainya bagus, masuk kuliah bagus, jadi sukses, dan jadi hebat. Enjoy your hectic high school life, guys, dan good luck se-good luck good luck-nya (???) untuk kalian nanti.

...........

....

..


Hngghh, duh, udah gede, ya?

I guess—everybody (eventually) graduates.



#StopAsa

2 comments:

  1. jangan bikin nangis lagi dong















    kakak jahat

    ReplyDelete
  2. @hoshinamino daku nggak bermaksud membuatmu nangis, dedek. sini kakak peluk biar kamu nggak nangis.

    ReplyDelete